Embun Malam
Posted by
Unknown
at
02:29
Friday 7 September 2012
pada malam tanpa bintang
tetesan embun mulai berdatangan
menyelimuti rerumputan
yang merindu ketika terik menyapa
menyejukkan retak yang gersang
aku memeluk tetesan itu
meresapi tiap kerinduan
mungkin aku terlalu serakah
tuk memeluk semua gumpalan kebahagiaan
yang akhirnya membuatku semakin terluka
sayap yang kurakit seketika itu patah
bersama embun yang menghilang
aku takut,
jika embun tak kembali
terpaksa kulalui jalan gersang
dengan hati yang bimbang
semoga malam cepat tiba,
aku ingin menjemput embun itu
memeluknya sekali lagi
temani mimpiku malam ini
Lhokseumawe, 17 agustus 2012
Jejak Dandelion
Melodi Hujan
Posted by
Unknown
at
02:28
alunan melodi masa lalu
membelai lembut dedaunan memori
mengusap penat karena pedih
hari semakin merintih
terdengar nyanyian sayup yang lirih
mengiris kalbu yang mendengar
hujan belum berlalu
rinainya memperkaya melodi itu
sang dara masih belum bergeming
terlena oleh butiran nyaring
seolah tidak ingin melepas getar yang bertambah
mengiringi embun yang hadir di sudut tak tampak
Lhokseumawe, 17 Agustus 2012
Jejak Dandelion
membelai lembut dedaunan memori
mengusap penat karena pedih
hari semakin merintih
terdengar nyanyian sayup yang lirih
mengiris kalbu yang mendengar
hujan belum berlalu
rinainya memperkaya melodi itu
sang dara masih belum bergeming
terlena oleh butiran nyaring
seolah tidak ingin melepas getar yang bertambah
mengiringi embun yang hadir di sudut tak tampak
Lhokseumawe, 17 Agustus 2012
Jejak Dandelion
Merangkai Purnama
Posted by
Unknown
at
02:27
menggigil sendiri menahan nyeri
merangkai purnama satu-satu
untuk kemudian kugantungkan di beranda
hati dan pikiran berkecamuk
ada yang hilang malam ini
angin berbisik lirih
sudah saatnya tuk berhenti
di bawah pohon mimpi aku berdiri
dedaunan yang lelah rebah di atas tanah
aku memungutnya setiap akhir hari
lalu memeluk rindu yang datang di awal malam
sambil tetap merangkai purnama
pengobat harapan bisu
Lhokseumawe, 17 Agustus 2012
Jejak Dandelion
merangkai purnama satu-satu
untuk kemudian kugantungkan di beranda
hati dan pikiran berkecamuk
ada yang hilang malam ini
angin berbisik lirih
sudah saatnya tuk berhenti
di bawah pohon mimpi aku berdiri
dedaunan yang lelah rebah di atas tanah
aku memungutnya setiap akhir hari
lalu memeluk rindu yang datang di awal malam
sambil tetap merangkai purnama
pengobat harapan bisu
Lhokseumawe, 17 Agustus 2012
Jejak Dandelion
Subscribe to:
Posts (Atom)
Categories
Popular Posts
-
Rabu, 03 September 2014 10:41 wib | Kampus Okezone.com ilustrasi DI era teknologi yang semakin canggih, tak dapat dimungkiri bah...
-
terbit: September 2013, Atjehlink Senin(24/2) adalah tanggal dimana mahasiswa dari 2 prodi (Bahasa Inggris dan Matematika) di STAI...
-
from: kartunNgampus Agak sedikit kesal dan kecewa sih liat nilai IP semester ini. Mungkin salah gue juga yang terlalu cuek saat itu, ent...
-
Ujong Blang Beach, Lhokseumawe (2013) Di tepi pantai UjongBlang akhirnya ku temukan sosokmu dengan senyum terkembang melambaikan...
-
alunan melodi masa lalu membelai lembut dedaunan memori mengusap penat karena pedih hari semakin merintih terdengar nyanyian sayup...
-
Tak perlu repot kumpulkan massa Tak usah bawa senjata Cukup siapkan kuota maksimal, sinyal tercepat Hidupkan api provokasi Tambahkan sed...
-
Hai... Satu kata sapaan yang sederhana, namun dapat memutar kembali memori yang lama tersimpan. Sudahkah aku ceritakan kalau aku berada di ...
-
i hate monday!!! di sela-sela cerah guru bahasa Jepang gw bikin tulisan ini, awalnya di buku coret-coret. trus pulangnya ngabur ke warnet b...
-
Orang asing Hanya orang asing Mabuk merangkai mimpi Larut dalam fantasi a happy ending Nyatanya, Waktu seakan mengkhianati Terh...
-
Semalam, Mereka datang ditengah kantuk Saling bertaut merapatkan barisan Menjadi kalimat berirama Puitis sekali Tentang cinta, ri...