Embun Malam

Friday 7 September 2012

pada malam tanpa bintang
tetesan embun mulai berdatangan
menyelimuti rerumputan
yang merindu ketika terik menyapa
menyejukkan retak yang gersang
aku memeluk tetesan itu
meresapi tiap kerinduan

mungkin aku terlalu serakah
tuk memeluk semua gumpalan kebahagiaan
yang akhirnya membuatku semakin terluka
sayap yang kurakit seketika itu patah
bersama embun yang menghilang

aku takut,
jika embun tak kembali
terpaksa kulalui jalan gersang
dengan hati yang bimbang

semoga malam cepat tiba,
aku ingin menjemput embun itu
memeluknya sekali lagi
temani mimpiku malam ini


Lhokseumawe, 17 agustus 2012
Jejak Dandelion

Melodi Hujan


alunan melodi masa lalu
membelai lembut dedaunan memori
mengusap penat karena pedih
hari semakin merintih
terdengar  nyanyian sayup yang lirih
mengiris kalbu yang mendengar

hujan belum berlalu
rinainya memperkaya melodi itu
sang dara masih belum bergeming
terlena oleh butiran nyaring
seolah tidak ingin melepas getar yang bertambah
mengiringi embun yang hadir di sudut tak tampak


Lhokseumawe, 17 Agustus 2012
Jejak Dandelion

Merangkai Purnama


menggigil sendiri menahan nyeri
merangkai purnama satu-satu
untuk kemudian kugantungkan di beranda
hati dan pikiran berkecamuk
ada yang hilang malam ini
angin berbisik lirih
sudah saatnya tuk berhenti

di bawah pohon mimpi aku berdiri
dedaunan yang lelah rebah di atas tanah
aku memungutnya setiap akhir hari
lalu memeluk rindu yang datang di awal malam
sambil tetap merangkai purnama
pengobat harapan bisu


Lhokseumawe, 17 Agustus 2012
Jejak Dandelion