Pada Pertengahan Malam

Monday 17 June 2013

aku memang tak terlalu mengenal dirimu
yang kutahu, kau menjalani dengan senyum dan tawa
dan aku tak mempunyai kesempatan untuk menyelami dirimu
karena kau selalu hilang sebelum sempat kulihat bayang di esok pagi

kau memang begitu, selalu begitu
namun malam ini kau ungkapkan sisi lainmu
betapa kelam dan dinginnya suasana sekitarmu
dan pada hasrat yang tak terpenuhi,
kau melarangku  mendekat
walau hanya untuk menggenggam jemarimu yang dingin

sedetik lagi, hari berganti
pada pertengahan malam ini
izinkan aku tuk mengenalmu lagi sepenuhnya

Lhokseumawe, 12 Juni 2013
  

Menjadi Dandelion (kembali)


Untuk beberapa saat, aku melupakan diriku
larut dalam hari penuh pertanyaan
mabuk merangkai mimpi
tak lagi menitip rindu pada angin
pergi untuk mencari sebuah kepastian

Kau tentu tahu harapanku, menjadi dandelion
terbang tanpa beban, bersama angin
tak peduli dengan mendung dan petir
ringan dan bebas

Namun, yang terjadi sangatlah berbeda
di mataku rembulan tampak gugur
gigil yang hadir setiap senja
tangis yang entah karena apa
membuatku karam di sudut malam

Betapa inginnya aku kembali,
menjadi dandelion
yang ikhlas melepas, tegar
mengukir jejak-jejak baru


Lhokseumawe, 01 April 2013

Hujan


Sepertinya aku ingin menghilang dalam hujan, gigil yang sudah keterlaluan membuatku seakan mati rasa. Dimana rasa hangat yang kau janjikan? Apakah sudah lenyap bersama embun yang menguap di pagi hari? Entahlah.
Setiap rintik hujan melatunkan melodi yang berbeda, kau tentu tahu itu. Melodi tentang suasana abu-abu di akhir musim. Aroma tanah yang basah selepas gerimis menjadi penanda untuk rindu yang tak pernah sampai.
Ah, setiap tetes memberikan cerita, kenangan, dan serpihan rasa yang tersisa. kini biarkan aku menikmati pelangi yang muncul selepas hujan ini, hanya aku sendiri.

Lhokseumawe, 08 Februari 2013

Dingin


tatapanmu dingin
kemudian rasa perlahan membeku
tak ada kata yang kau ucapkan pagi ini
padahal senja yang lalu,
matamu masih berbinar
dan mawar putih itu baru saja mekar

apakah badai semalam yang membuatmu berubah?
badai yang hilangkan hangat di matamu
hatimu terus melemparkan jarum ke mawar yang mulai membiru

musim ini dingin
begitu juga kau

Lhokseumawe, 21 Desember 2012
J.D