Posted by
Unknown
at
02:04
Sunday, 1 December 2013
Gadis itu mendatangiku
semalam, ia tampak sangat tertekan, wajahnya lelah menanggung pilu, air mata
tak henti keluar dari matanya, dan ia menggigil sambil mendekap kepingan
hatinya yang hancurdan setangkai mawar yang telah menghitam. Perih rasanya
melihat ia datang dengan keadaan seperti ini, “dia meninggalkanku...” katanya
lirih “aku menunggu dia datang, menunggu dia untuk menepati janjinya. Tapi
dia pergi..” saat gadis itu berbicara, jemarinya bergetar memegang mawar
hitam itu dan tangannya mendekap kepingan hatinya itu. “ aku tak tahu dengan
apa yang terjadi pada diriku sekarang, gigil yang mendalam menyerangku setiap
malam. Air mata ini tak berhenti mengalir, dan perih yang kian pedih
menghujamkan jarum tepat di jantungku. Kesepian itu sangat sakit! Aku bahkan
sempat berpikir untuk menyerahkan segalanya pada orang yang mampu membuatku
menghilangkan sepi ini walau hanya sementara. Rasanya sakit sekali hingga aku
tak tahu di dimensi mana aku berada..” katanya lagi.
Aku sudah terbiasa
dengan berbagai macam gelombang perasaan. Berteman dengan sepi, angin yang
seakan tak mau peduli, dan laut yang menghayutkanku dalam imajinasi.Kali ini gelombang itu datang, namun berbeda.
Gelombang ini seakan lebih tak bersahabat, dan sepertinya ia bukan gelombang
yang biasa datang. Gelombang ini bergejolak di sepanjang aliran darahku, hangat
walau terkadang membuatku gigil. Desir yang