AJNN.net
Selasa, 16 September 2014 11:49 WIB
Sudah hampir lewat sepekan masyarakat masih ramai memperbincangkan fenomena Jilboobs, baik di media sosial maupun di media massa nasional. Jilboobs
berasal dari kata “jilbab” dan “boobs” yang
berarti “payudara” atau
sering juga disebut jilbab seksi yang mengandung arti berbusana dengan
memakai jilbab namun tetap menampilkan lekuk tubuh. Era globalisasi dan
tren membuat masyarakat secara tidak sadar terbawa arus, terutama dengan
segala macam mode busana yang dikatakan sebagai “muslim gaul” sedangkan
berbusana sesuai syariah berkesan kuno di mata generasi muda.
Hal inilah yang membuat fenomena ini ramai di
kalangan masyarakat.
Banyak masyarakat yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan jilbab
seksi, namun ternyata sudah terlebih dahulu mempraktekkannya di
lingkungan sekitar. Hal ini banyak kita temukan dengan mudah dijalanan,
banyak wanita muslimah yang masih berpakaian ketat dan jauh dari kesan
pakaian yang “menutup aurat” dan kebanyakan tak ubahnya seperti
“membungkus tubuh”.
Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai daerah yang dikenal dengan suasana
islami dan lekat dengan peraturan Syariat Islamnya tidak luput dari tren
ini. Hal yang sangat disayangkan dan memalukan bahwa Aceh yang
menyandang gelar “Serambi Mekkah” kita masih dapat dengan mudah menemui
pemandangan yang terkadang terkesan jauh dari suasana islami yang
dibayangkan oleh orang-orang dari luar Aceh.
Para generasi muda terutama wanita banyak yang ikut terseret arus
mode pakaian ala modernisasi. Berbagai fashion yang jauh dari unsur
Islami banyak ditawarkan kepada umat Islam. Mulai dari mode pakaian yang
terbuka menampakkan auratnya, lalu mode busana yang sangat menerawang
sampai kepada mode busana sempit yang menonjolkan lekuk tubuhnya.
Hal ini perlu diwaspadai oleh umat Islam karena pada dasarnya busana
atau pakaian berfungsi sebagai penutup aurat dan tidak menjurus pada
kesombongan atau pemborosan. Rasulullah telah memperingatkan :
“ Allah tidak akan melihat dengan rahmat pada hari kiamat kepada
orang yang memakai kainnya (pakaian) karena sombong.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Tak sedikit pihak yang mengecam jilboobs yang dinilai sudah melenceng
dari syariat. Banyak yang menganggap para wanita yang berpakaian
seperti itu hanyalah untuk mengikuti tren mode dan terkesan bermain-main
dengan syariat. Tidak hanya mengenai pakaian, jilbab atau kerudung yang
dipakai pun menjadi perhatian.
Seiring dengan maraknya tren hijab yang terkadang terlalu ribet dan
ternyata tidak cukup untuk menutup dada. Hijab semacam ini bisa disebut
dengan hijab salah kaprah, memakai jilbab namun tidak untuk menutup
aurat sebagaimana mestinya. Sebelumnya, sebuah akun Facebook bernama Jilboobs Community hadir pada 25 Januari 2014. Akun itu memuat sejumlah foto
wanita mengenakan jilbab. Yang sama dari gaya busana semua wanita
berjilbab di foto-foto itu adalah ukuran pakaian yang ketat sehingga
bagian boobs (payudara) dan lekuk tubuh wanita-wanita itu terekspos
dengan jelas.
Urgensi Menutup Aurat
Aurat merupakan bagian anggota badan yang wajib ditutup (haram jika
diperlihatkan) kepada orang yang tidak berhak melihatnya. Allah SWT
telah mewajibkan laki-laki maupun perempuan
untuk menutup auratnya sesuai dengan ketentuan Islam. Allah SWT telah
berfirman dalam Q.S Al-A’raf ayat 26 yang artinya “Wahai anak cucu Adam!
Sesungguhnya kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan
untuk perhiasan bagimu…” Tuntutan untuk menutup aurat tidak boleh di
pandang sebelah mata.
Ancaman dan balasan Allah SWT terhadap mereka yang tidak melaksanakan
tuntutan menutup aurat adalah sangat keras. Sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Q.S Al-Ahzab ayat 36 “Dan tidaklah patut bagi laki-laki
yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.
Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” Khusus
bagi perempuan, batasan aurat adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan
telapak tangan. Dari Khalid bin Duraik: ‘’Aisyah RA, berkata: ‘’Suatu
hari, Asma binti Abu Bakar menemui Rasulullah SAW dengan menggunakan
pakaian tipis, beliau berpaling darinya dan berkata: ‘’wahai Asma’’ jika
perempuan sudah mengalami haid, tidak boleh ada anggota tubuhnya yang
terlihat kecuali ini dan ini, sambil menunjuk ke wajah dan kedua telapak
tangan.’’ (HR. Abu Daud).
Ketika seorang wanita muslim telah mencapai masa akil balighnya, maka
wajiblah baginya untuk menutupi seluruh auratnya berdasarkan aturan
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an serta hadist Nabi.
Dalam surat An-Nur ayat 31 Allah berfirman “Dan katakanlah kepada wanita
yang beriman:”
Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…”
Disini telah jelas tertulis bahwa Allah SWT memerintahkan setiap wanita
muslim agar menutup dadanya dengan jilbab, dan perintah mengenai jilbab
itu sangat jelas tercantum dalam Q.S Al-Ahzab ayat 59
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan
istri-istri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” Sesungguhnya ayat tersebut merupakan
bukti bahwa Allah sangat melindungi perempuan dari gangguan di
sekelilingnya melalui jilbab yang digunakan, dengan catatan bahwa jilbab
yang digunakan haruslah sesuai dengan hukum Islam dan bukan hanya sekedar menjadi penutup kepala.
Tanggung Jawab Bersama
Terkait fenonema jilboobs, MUI (Majelis Ulama Indonesia) dengan tegas
melarang pemakaian jilbab dengan gaya jilbab seksi ini dan mengharapkan
para muslimah yang menggunakan jilbab untuk tidak asal saja dalam
menutupi auratnya atau biasa dikenal jilbab seksi.
MUI meminta para muslimah untuk tidak memperlihatkan bentuk tubuh
yang sensual dengan memakai pakaian yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuh,
kendati sudah berjilbab. Masyarakat juga harus turut serta dalam
mengawasi setiap tren yang masuk dalam lingkungannya, terutama sekali
dalam keluarga, orang tua bertanggung jawab dalam mendidik pendidikan
agama serta memberi contoh yang benar mengenai pakaian yang sesuai
dengan syariat Islam. Pemahaman mengenai agama penting diberikan agar
para generasi muda tidak salah kaprah dalam menyikapi segala macam arus
globalisasi yang masuk dalam lingkungannya.
Sah-sah saja sebenarnya jika ingin tetap berjilbab namun tidak
terkesan ketinggalan jaman. Banyak contoh cara berbusana muslimah yang
benar yang bisa kita temukan di sekitar tanpa harus mengikuti gaya
busana yang melenceng dari syariat. Hal yang utama yang harus ditanamkan
ialah niat dalam memakai jilbab, apakah memakai jilbab untuk
ikut-ikutan, takut dengan sanksi WH, atau memang niat karena Allah SWT?
Jikalau memang niat karena Allah SWT maka jilbab atau hijab yang baik
adalah yang dapat menutup aurat wanita secara sempurna. Memakai jilbab
atau hijab yang longgar dan tidak menampakkan bentuk tubuh dan terbuat
dari bahan yang tidak transparan.
Syariat Islam yang telah ditetapkan dalam masyarakat juga sebaiknya
kita implementasikan dengan lebih baik. Karena syariat Islam pada
dasarnya memliki peranan yang sangat penting dalam tatanan kehidupan
masyarakat terutama menyangkut hal mengenai norma-norma, Syariat Islam
juga berfungsi sebagai pelindung dari berbagai hal yang bersifat merusak
akidah serta akhlak umat muslim.
Pemahaman masyarakat mengenai konsep syariat Islam juga harus terus
diberikan lebih dalam agar masyarakat lebih memahami seberapa penting
syariat Islam yang dijalankan, dan semestinya para golongan pemuda,
tokoh masyarakat, para ulama, serta Wilayatul Hisbah (WH) selaku lembaga
daerah harus turut berperan aktif dalam menangani fenomena seperti ini.
Sosialisasi sangat perlu untuk dilakukan, dan juga kegiatan-kegiatan
yang bersifat meluruskan akidah generasi muda harus dapat sering
dilakukan dan bukan sekedar program tahunan menjelang momentum tertentu
agar fenomena ini tidak terulang ke generasi selanjutnya.
Penulis adalah mahasiswi jurusan Tarbiyah prodi Bahasa Inggris STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe, siswa Sekolah Demokrasi Aceh Utara (SDAU)
Angkatan 4 tahun 2014.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Categories
Popular Posts
-
from: kartunNgampus Agak sedikit kesal dan kecewa sih liat nilai IP semester ini. Mungkin salah gue juga yang terlalu cuek saat itu, ent...
-
Sendirian jadi cewek disini, sello aja sih, Tapi entah kenapa ada hawa aneh . Rasanya semacam diawasi, Mungkin itu cuma paranoid aja si...
-
terbit: September 2013, Atjehlink Senin(24/2) adalah tanggal dimana mahasiswa dari 2 prodi (Bahasa Inggris dan Matematika) di STAI...
-
Ada langkah yang mungkin telah salah aku ambil di awal musim. Harusnya setiap langkah didasari dengan pertimbangan, namun terkadang pada ko...
-
Rabu, 03 September 2014 10:41 wib | Kampus Okezone.com ilustrasi DI era teknologi yang semakin canggih, tak dapat dimungkiri bah...
-
* terbit: 07 Juni 2014, Harian Serambi DI era modern ini, berbagai macam metode pendidikan terus berkembang. Mulai dari Pendidikan Ana...
-
ini tentang sebuah permainan di dalamnya bisa terdapat lebih dari satu pemain ada yang memegang kendali namun ada juga yang dipermainkan ...
-
Orang asing Hanya orang asing Mabuk merangkai mimpi Larut dalam fantasi a happy ending Nyatanya, Waktu seakan mengkhianati Terh...
-
Akhirnya, setelah melanglang buana kagak jelas (sebenarnya jelas, lingkungan gue cuma rumah, kampus, dan hotspot wifi) gue balik ke blog t...
-
“ Bagaimana hidupmu kini?” Gadis berwajah menyenangkan itu tersenyum. Ah, aku sangat familiar dengan ruangan ini. Sudah berapa lama ya se...
0 comments:
Post a Comment