
Di
suatu waktu aku hampir gelap mata. Seakan menghalalkan segala cara untuk
mencapai hal yang aku tuju. Aku bergidik ngeri, membayangkan kembalinya kabut
dan awan hitam yang dulu mengurungku dalam jeruji tak terlihat. Separuh diriku
menangis, dan separuhnya lagi memberontak. Gigil pun mulai merambah masuk dalam
imaji, pelan-pelan meracuni segala pertimbangan kemudian menenggelamkanku
secara perlahan. Pada akhirnya, aku harus menanggung semua resiko yang kuambil,
rela atau tidak.
Entahlah,
memprediksi warna musim ini, aku ragu. Bukan pesimis ataupun pecundang, hanya
saja ada kalimat yang mulai menjadi kalimat favoritku, “kita lihat nanti...”
Bandung, 12 januari 2015
Hello firza, long time no see. i miss you so much. i heard from nazira, you are in bandung right now. you are so lucky, i envy you. good luck for you. Allah gives you the best. Always.