kita sama-sama tahu tentang sakit,
pilu yang menyayat sukma di tengah malam
dan sepi yang menggerogoti hati
sunguh aku tidak ingin melayang bersama bayangmu
yang kubutuhkan hanya genggaman tanganmu,
sebagai bukti bahwa kau itu nyata
daripada harus menunggu kabar yang takpasti
atau terbuai ilusi indahmu
menunggumu adalah perih,
perih yang kunikmati walau akhirnya aku hancur
membangun kesabaran dengan air mata
menjadi tegar di hadapan mentari
mengharapkanmu adalah perih
dan perih itu menjadi takdir
menghempaskan aku kedalam jurang tanpa ujung
Lhokseumawe, 24 November 2013
Cermin
0 comments:
Post a Comment